TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[PUISI] Bumbu Cinta dalam Dapur Asmara

Ditambah bumbu cinta, aku taburkan asmara

ilustrasi menu cinta (pixabay.com/_Artemis_)

Sepoi angin pagi membelai pipimu yang merona
Seiring pula mentari berbagi hangat di diri
Detik-detik jam tangan berjalan mengantar waktu ke depan
Suasana idaman bagi hampir setiap insan

Semerbak aroma kaldu dari semangkuk masakan
Hidangan yang aku siapkan untuk tundukkan rasa lapar
Ditambah bumbu cinta, aku taburkan asmara
Sempurna dalam kata, istimewa dalam rasa

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

"Sampai di mana kita sekarang?"
"Telah tiba di tiga puluh tahun masa."
"Mau sampai kapan kita bersama?"
Tak perlu kujawab, segera kudekap dan kukecup keningnya dengan manja
"Hingga selamanya, tanpa akhiran kisah."

Klasik serta berlebihan?
Tidak juga,
Bukan masalah pada kalimat cintanya
Namun, kesungguhan mesranya
Serta tulus dalam mencinta
Bukti yang hakiki bahwa cinta itu abadi
Serta rindu senantiasa menghinggapi

Baca Juga: [PUISI] Terminal Kota Pukul Tiga

Verified Writer

Riza AA

Pria yang ingin berkarya. Ig: @faruqrizaal

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya