[PUISI] Sebuah Nama yang Hilang
Bak embun yang menguap, nama itu pun menghilang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seringkali hujan datang di kala aku merindu.
Butirannya saling kejar-berkejaran
hingga mendapatkanku menopang dagu
di tepi jendela.
Dan kerap kali pula hujan menggoda.
Dengan memunculkan embun dari dingin
yang menghias tiap sisi kaca jendela;
memaksaku mengukir huruf demi huruf hingga
Editor’s picks
membentuk sebuah nama.
Barangkali hujan bermaksud mengobati kerinduanku
dengan mengajak melihat keindahan namanya di balik kaca.
Aku terhibur, memang. Namun hanya sesaat.
Karena seiring dengan rintikan yang melambat
dan embun yang menguap.
Nama itu pun hilang.
Persis. Seperti kehilanganku padanya
Beberapa hari yang lalu, sebelum hujan ini turun.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.