[PUISI] Ketika Puisiku Tak Lagi Terisi
Untuk seseorang yang memilih pergi tanpa kata
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Satu bait kurangkai untuk yang terindah
Kemilau tak terkira di lubuk paling dalam
Sedang memancar sinarnya yang paling terang
Dan aku pun bernyanyi untukmu
Sengaja mencari celah yang tersisa
Dan indahnya dalam kisah ini adalah...
Sambutan itu kau terima
Seperti bunga kelam yang kembali mekar
Memesona setiap mata memandang
Semua seakan iri dan ingin menyudahi
Namun kisah kita seolah tak lekang
Ah, waktu begitu lihai berbohong
Janji-janji itu
Juga ikrar suci itu
Editor’s picks
Lambat dan pasti mulai terlepas
Amat sukarnya sebuah setia dipertahankan
Hingga denting baitku berbunyi...
Tiada lagi puisiku terisi penuh di hatimu
Sirna lebur dan enyah
Seperti waktu yang lagi-lagi menipu
Memberi harapan dalam asa terakhir
Juga bunga-bunga yang terlanjur mekar itu sengaja kau sisihkan
Biar ku segan tuk sekedar melirik
Apalagi mesesap wanginya
Betapa mahalnya sebuah bait yang indah
Karena tuannya menangis ditinggal cinta
Tersedu mengenggam sisa kata
Terluka dalam puisi yang tak lagi terisi
Di hatimu...
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.