Teduh menjalar di celah sunyi
Mendekap perih yang tersembunyi
Aku duduk di sela-sela dunia
Membiarkan letih terus bertakhta
Air mata tak sempat jadi cerita
Karena siapa pun tak kupersilakan membaca
Aku bilang baik-baik saja
Padahal tubuhku sedang meminta jeda
Kopi dingin di meja jadi saksi
Betapa sering aku lupa diri
Merawat semua, tetapi abai pada hati
Lalu dalam diam runtuh berkali-kali
Andai aku lebih dulu peduli
Bukan menunggu dunia memberi simpati
Barangkali luka tak jadi abadi
Jika diri sendiri sudi mengobati