Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
weheartit.com

Aku hanyalah pemenggal aksara
Di awang-awang fatamorgana ragaku bertahta
Jariku menggenggam pena emas raksasa
Lagi, aksaraku mampu menyibak guram dirgantara

Tidakkah mereka tahu saat ufuk menepi?
Aku adalah penebas panjatan doa-doa mereka pada Ilahi
Untaian baitku membual mereka agar berdelusi
Lagi, abjadku mampu menyela mereka dalam rohani

Namun, akankah angkara bila terlalu congkak?
Aku termasuk mereka tanpa disadari
Aksaraku tak henti terukir hingga jemariku membengkak
Aku, adalah penjerumus diriku dalam ciptaan ilusi

Aku adalah pelambung khayal tanpa melihat pijakan
Berkisah riang pada mayapada yang tengah bersedu
Egoku menjerat tengkar yang tak sepadan
Lagi, aksaraku hanyalah pembunuh atma diriku yang bisu...

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks

Editorial Team