Hari ini …
Kehampaan mampir ke beranda jiwaku tanpa aba-aba
Dia memenjarakanku dengan anak kesayangannya,
Sang kesepian
Tanpa babibu, ia langsung mencekikku
Mencekokiku dengan kenestapaan
Dan menenggelamkan kepalaku pada genangan putus asa
Belum puas dengan jiwaku yang sudah babak belur
Ia mengundang mimpi buruk untuk merajamku beramai-ramai
Kehampaan pun hanya tertawa melihatku sekarat di tangan anaknya
Di ujung nyawaku
Kehampaan berbisik lembut, “Tidak ingin mati saja, Sayang?”
Aku tersenyum dan meludahkan amarahku padanya
Kehampaan terbahak-bahak
Lalu melemparkanku dalam kobaran api kegelisahan
Aku segera mencabik mulutku dengan kayu bakar
Agar tidak merapal mantra untuk memanggil sang kematian