Berkali-kali kucoba menghindari.
Sepasang mata terlalu ambisi.
Berulang kali memahami.
Seseorang itu lantas terus meratapi.
Jatuhnya tak sekali dua kali.
Rapuhnya tak teranggap, dibalut sang luapan emosi.
Sebuah masa berarogan tinggi.
Ia bangkit kembali, lagi-lagi hendak meniti.
Kuharap kali ini kabar baik.
Di siang hari yang terik.
Hatinya terusik.
Berpura-pura sedang baik.
Padahal ia patah.
Jiwanya yang serakah, kalah.
Cintanya tumpah.
Dan dia; berhadapan denganku dari sebilah kaca.