Kau adalah bintang yang kutatap dari tepi kegelapan,
yang tetap terang meski malam menggulung jarak.
Kita pernah jadi dua riak di sungai yang sama,
mengalir bersama hingga arus memisah ke laut berbeda.
Namun aku tahu,
ombakmu masih berbisik pada ombakku
di bawah cahaya bulan yang diam-diam kita bagi.
Angin memanggul namamu,
membawanya melintasi ladang sunyi
hingga tiba di jendela hatiku.
Dan kelak,
bila ufuk timur dan barat kembali bersentuhan,
kita akan menjadi hujan pertama
yang jatuh di tanah yang sama.