Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
unsplash.com

Lucu sekali membayangkan saat usiaku delapan
Memainkan peran tuan puteri bersama pangeran
Kukira kau si pangeran yang bertopeng
Lalu kau keluar ke panggung interlud


Memakai kostum beruang dari hutan
Betapa berantakan pemeragaan
Setelah pangeran sesungguhnya datang
Kau menggeram bersiap menerjang


Seolah benar-benar seekor beruang menakutkan
Tapi itu sisipan adegan di luar skenario
Penonton terkesiap bertepuk tangan karena tak paham
Geli bukan, karena ini drama faktitius belaka


Sebuah ironi dalam metafora dunia
Seorang guru menghentikan pementasan
Aku tertawa sepanjang jalan pulang
Kau menangis tersedu menggebu


Ya, pertemanan kita berisi absonan
Terletak di belakang sekolah, sepedamu
Kau kayuh sepeda biru itu
Sementara di belakang kuberpegang pundak


Saling ejek dan tertawa kembali
Dimensi kita berasimilasi lagi


-jellosp

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks

Editorial Team

EditorItssifi