Aku berjalan di atas debu,
jejak-jejak tak lagi dikenali,
seperti wajah yang memudar
di cermin berlumur kabut.
Siapa kau, wahai waktu,
yang membawaku pergi dari diriku sendiri?
Dalam diam aku terisap,
ke dalam jurang sepi
tak bertepi.
Dulu aku mengenal api,
dalam dada yang kini membeku.
Mimpi-mimpi hancur di antara reruntuhan
kata yang tak sempat diucap,
harapan yang tak pernah datang.
Mereka bicara tentang cahaya
tapi aku hanya melihat bayang-bayang.
Dan di bawah langit kelabu ini,
aku adalah hujan yang tak jadi turun.