Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Enigma

unsplash.com/rafifatmaka
Barangkali sudah habis kukupas,
lembar demi lembar napas.
Tikas dari palung ke tebing, arcala.
Namun, tak pernah kudapatimu tuntas.
Kau mungkin susunan suara.
yang diikat laring, dan mengikat daun telinga.
Melahap semua wicara, sekehendak atau malah bijak.
yang kau kunyah serentak dengan kapas, pun bebatuan.
Menyisakan fonetik-fonetik lirih, lalu lantang
Genap sudah diktatmu menembang.
Namun, lagi-lagi selalu kudapati iramamu sumbang.
Kamu adalah pustaka.
atau mungkin, enigma dalam prosa.
Infinitas terikat pada aksara sepenuh hayat cerita.
Menerkamu, aku terjebak dalam labirin kata.
Istilahku tak pernah mendeskripsikanmu tepat.
Kosakata yang tak bisa kuungkap.
Menekunimu,
Aku tersekap.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorYudha
Follow Us