Pagi membisikkan namamu lewat udara yang tenang
Hati menimbang senja sambil memintal sunyi jadi doa
Cahaya lembut menunduk di balik kaca hati
Memberi isyarat akan harapan yang tumbuh tanpa suara
Kau menakar jejak dengan telapak yang lembut dan tegas
Napasmu perlahan jadi melodi yang mampu menenangkan badai
Secercah harapan bersinar di tanah ingatan yang basah
retakan-retakannya menulis makna yang halus tapi tak lekang
Detik-detik kecil bersembunyi dalam senyum tipis
Bayanganmu bersinar lembut di pijar pagi
Tawa yang kembali mengurai huruf-huruf samar
Kini membentuk kalimat baru yang perlahan menuntun hidup
Bulan-bulan lama membelai langit hatimu
Bintang-bintang seperti teka-teki halus yang menari
Hidup ini membuka dua pintu: satu untuk bernapas, satu untuk percaya
Lalu, pintu itu kau genggam dengan tangan yang penuh harap
Waktu mengalir di atas jejak air mata yang kering
Kau tanamkan harapan di gurun keraguan
Harapan tumbuh bukan untuk mengganti kehilangan
Namun melapisi luka dengan kilau fajar yang lembut