Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi berbaring di lantai dalam gelap (pexels.com/Alan Cabello)

Mata merah, kosong kepala, hati yang hampa

Perasaan ini seakan bertahan selamanya

Tak kulihat apa pun di depan

Kecuali diriku, mengais sisa kehidupan

Kau melangkah datang menuju diriku adalah kemustahilan

Sedangkan kakiku yang berlari mengarah padamu menjadi pilihan

Maka kita hanya berbaring sendiri menikmati dinginnya lantai

Sebab tubuhku pun terlalu lelah untuk berkompromi

Hingga semuanya larut terlupakan waktu

Tanpa goresan berarti, selalu begitu

Setiap napas yang kuhela, hanya Tuhan yang tahu

Sebab dirimu terlalu jauh entah di mana

Dan keduaku mataku senantiasa terpejam

Melepaskan mereka yang terus terbang

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks

Editorial Team

EditorIrma Desi