Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perempuan menangis (pexels.com/Alex Green)

Mengapa barang sekali kau tak pernah percaya 
dan menutur bahwa perlakuanku
bual belaka? 

Mengapa kau selalu fasih menuntut 
dan menganggap persiapanku 
tak lebih dari sekadar buih?

Mengapa tiada binar pada kedua netra
atas cerita yang telanjur ada
lantas apa sebenarnya? 

Bila memang tiada kata terus
lebih baik kembali aku
memeluk gemuruh. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha