Kau pernah menjelma pengantar
Manis dalam tidurku
Bukan khayalan dan imaji yang terus mengungkung ruang gerak
Pada jalinan jemari kita
Kembali dibasahi air mata yang terus-menerus menguras mata air,
dan tak sudah-sudah
Menggali pekuburan baru di sisi utara
Kala petang sudah tiba di angkasa
Akankah banjir di sudut mataku, menjelma pelangi?
Seperti omong kosongmu kemarin pagi?