Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi foto kenangan lama(unsplash.com/Anne Nygård)

Kepakan sayap saling bertaut
Menjadi kandas kala semua beriring
Awal perlip menjauh begitu renggang
Membuka lembar ruam ingatan dua digit

Secercah harap di kala semesta menjingga
Kasihmu raib direnggut termakan selaksa
Mengubah putih jadi abu tebal paripurna
Asa kandas bersama dewasanya diri berbijana

Kasih tak lagi bernaung selayak semestinya
Nestapa meracuni setiap celah luka raga ini
Hangat tak lagi menyapa di tiap sajak diksi ini
Enggan melihat semua diorama terpancar nyata

Yang tampak,terpatri sebuah lautan dersik          
Merangkul harap kala esok dihujani perlip            
KepadaNya tau kapan semesta meriap               
Luka ini tak kunjung mengering dengan baik     

Memutar ingatan berhasil tumbuh dirangkul luka
Beralas lembar menorehkan kata demi kata        
Melepas semua peluh bukan berarti lupa          
Akan tersimpan jauh, sejauh surut melanda

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team