Di tepian senja yang redup meragu,
angin lirih menghela gita nan sendu.
Serupa bayang yang enggan berlalu,
hatiku karam di samudra ragu.
Duhai takdir, ke manakah aku?
Bersimpuh lesu di pelataran waktu.
Harap dan cemas berpilin erat,
bagai angin menderu di ladang gersang.
Adakah fajar sudi menyapa,
menyibak kelam yang membekuk jiwa?
Ataukah aku hanya noktah fana,
terhempas tak tentu, hilang makna jiwa.
Tiada jawab, tiada suara,
hanya resah menggema lara.
Langit berbisik dalam gulita asa,
menanti rasa yang nyaris sirna.