Di bawah langit kelabu yang menggantung
Kota ini menggeliat pelan
Di sela gedung-gedung yang renta, ia menghela napas panjang
Setiap jendela adalah kelopak mata yang kerap mengintip rahasia
Ia menelan langkah-langkah asing, menyimpannya di trotoar retak
Setiap suara klakson adalah detak jantungnya yang gelisah
Jalan-jalan jadi nadi
Di balik tembok-tembok bisu itu
Ia menyembunyikan luka di balik tawa
Kenangannya dijahit jadi kabut
Lalu, menggantungnya di udara yang berat oleh harap
Kota ini bernapas dalam diam
Menyerap rindu dan kehilangan
Ia jadi saksi bisu tentang bagaimana janji-janji yang menguap
Tentang rahasia yang hanya dipahami oleh mereka yang berani mendengarkannya
Desahan napasnya terdengar pelan, tetapi abadi