Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Lendir Kelemayar

ilustrasi lampu minyak (pixabay.com/Lukas Baumert)
Dahulu memang kita pernah berlayar
Di samudra kehidupan yang begitu liar
Tetapi kini menyisa debuk ombak bergemetar
Pula riuh dari kejauhan yang tak mampu kudengar
Hari-hari kurengkuh sepi yang kian membesar
Tak pernah sekali pun kau mampu tersadar
Akankah perlu dibenahi reruntuhan altar
Yang menjadi saksi bahwa kini ingkar
Bila mana tak lagi berpendar
Biarkan aku menghapus segala lembar
Namun izinkan terakhir kali tuk bersandar
Pada bayangmu yang tak lagi muncul di radar
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorYudha
Follow Us