Kerut yang terurai kala pipimu terangkat
Juga suara berat nan khas
Membawa kenangan yang candu
Siapa sangka di bangku ini
Kita merajut harapan
Bel istirahat berlalu
Aku duduk termenung memandang pria mungil itu
Binar mata tatkala ia bersenda gurau seakan menusukku
Tidak, ini tidak sakit seperti yang dibayangkan
Dengarlah dan ku beri satu rahasia, aku telah jatuh cinta