Tuan,
Aku kian jenuh penuh keluh
Sebab rasa yang jatuh berujung tanpa acuh
Tak kunjung dirimu berlabuh
Mencipta tatap yang saling merengkuh
Mendekap detak yang kian bergemuruh
Menggapai lengan tuk mengecap sentuh
Pula bersikukuh
Pada rasa yang tak akan runtuh
Bilamana dirimu kan bersauh merangkai utuh?
Aku,
Menanti dengan kasih tersuguh
Sungguh-sungguh