Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi marah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ruang hampa jadi sasaran
Berteriak sekeras mungkin 
Menghilangkan duka yang mendalam
Yang mencekik jiwa yang rentan
Berharap tak terulang lagi
Namun itu hanya ilusi
Yang tak dapat terhenti
Seakan semua terus berulang
Hari semakin berlalu
Rumput semakin tinggi 
Ingatan itu mulai kembali
Tetes air mata membasahi pipi
langit seperti hitam pekat
Diam-diam menusuk jantung ini
Aku tak tau lagi harus pergi ke mana lagi?
Teriakan keras membawa jiwa semakin rapuh
Walau hanya sekali tapi selalu teringat dalam kenangan 
Apakah diri ini sudah tak berarti?
Mungkin hanya ingatan tapi kenapa tak mau pergi 
Mungkin hanya suara tapi bisa menyakiti hati
Mungkin hanya ungkapan tak suka tapi selalu teringat lagi dan lagi
Apalah daya ini 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks

Editorial Team

EditorYudha