Sebuah gayung bersambut di tengah
jalanan yang ramainya bukan main
Kita bisa saling berbisik dalam kabut
tipis yang bukan dari uap air
Apa maumu?
Kita wujudkan, setelah lampu kuning
menghentikan nafsu-nafsu tidak terkontrol
dari pengendara
Kereta dipacu cepat; bekas luka
hilang pekat
Saat pesta sedang meriahnya, selalu
ada piring pecah membelah suasana
Kita cukup bereskan
Kembali makan kue dan menegak soda
Atau cukup duduk santai dengan
segenggam makanan ringan
Tawa masih bisa dikreasikan
Senang bisa dipelihara
sampai perutnya menggelembung
Seperti balon di pesta yang kapan
saja bisa memekik untuk menyalurkan
unek-uneknya selama terikat di pojokan
Kamu jangan cepat puas
Aku tidak ingin lekas
Kita akan diarak jauh dari lepas