Tergugu menyayat bait-bait kalbu
Luka bagai ditikam ujung sembilu
Bukankah teramat pilu?
Rapuh tiada tempat untuk mengadu
Sampai kapan berdiri berpijak ragu
Merasai padang sendu
Nestapa nampak mengharu biru
memenjarakan diri di balik ekspektasi semu
Tak tersisa selain dinding risau
berdiri tegap tampak menghalau
sekadar meracau dengan nada sengau
sesekali menyambut dengan bernada gurau