Aku berdiri di antara kata-kata
Yang dulu kita ikat dengan harap
Kini tercerai berai
Seperti daun kering yang lupa arah angin
Janji yang pernah kau ucapkan
Dengan mata bayangan pahit
Yang menunggu untuk kulupakan
Aku mengutuk janji itu
Bukan karena ia tak pernah tumbuh
Melainkan karena aku terlalu percaya
Bahwa ia akan hidup selamanya
Setiap suku katanya menusuk
Mengabarkan betapa waktu
Tak selalu memihak pada mereka yang mencintai tanpa ragu
Namun di sela kutuk yang lirih
Aku tahu hatiku masih belajar
Belajar merelakan apa yang gugur
Belajar memaafkan apa yang retak
Dan belajar pergi dari janji-janji
Yang hanya meninggalkan suara kosong
Pada akhirnya, kutuk ini
Bukan untukmu
Melainkan untuk diriku sendiri
Yang tak berhenti berharap
Walau tahu dunia tak menjamin
Setiap janji akan pulang
