Kadang berharap semua ini hanya dagelan
Dalam mimpi saat aku tertidur kesorean
Tetiba dibangunkan cahaya rembulan
Namun rupanya bukan kebohongan
Kadang pun bertanya siapa yang coba dipuaskan
Apakah suara yang dulu dikais habis-habisan
Ataukah perut sendiri beriring rombongan
Yang tak pernah berhenti kerocongan
Pernah aku memalingkan wajah dari ketidakadilan
Buat apalah bersengaja masuk ke sarang setan
Baru tersadar tiada alasan enggan melawan
Masih begitu panjang umur perjuangan
Entah dengan seruan lantang di baris terdepan
Atau tulisan yang terus saja coba dilenyapkan
Sebelum giliran merasai moncong senapan
Lebih baik terus berisik merawat ingatan
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Merawat Ingatan

potret bendera Indonesia (commons.wikimedia.org/Vyacheslav Argenberg)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editorial Team
EditorNabila Inaya
Follow Us