Di jurang terdalam yang kuhuni
Orang-orang masih saja melempari
Meski jatuhku benar sebabnya
Serta luka belum pulih sempurna
Namun yang paling aku benci
Upaya hanya sebatas menghindari
Cukup membuat raga utuh
Meski hati tertikam jutaan belati
Bilamana aku binasa
Akankah caci tak lagi ada?
Atau pergiku sekedar hina?
Bahkan tak sudi beri air mata
Dan di antara tidak berdaya
Aku hanya meringkuk berdiam diri
Sebab batu mulai sesak di sana-sini
Tak punya tempat untuk sekadar berdiri
Barangkali, menyelam sajalah
Hingga nanti seluruhnya dataran serupa
Dan aku menjadi hati di sela-sela
Asalkan semesta bisu oleh kata