Kelima manusia berkirim kisah
Dengan keempatnya sebagai siswa
Dan seorangnya adalah pencerita
Kisah ini dimulai dengan telinga
Yang terbiasa memapah ribuan drama
Bersama tangisan duka dan bahagia
Suatu waktu, seorang itu akhirnya mengaku
Bahwa kereta yang salah bisa menuntun
Pada tujuan kita yang tersusun
Bahwa hati yang bernyawa
Terbentuk atas manusia lain yang singgah
Dan mengisi hidup kita bagaimanapun caranya
Aku, pengamat kelima manusia itu
Hanya berseru dan mengangguk kaku
Seakan baru menyerap
Hal yang kulewatkan sedari bergerak