Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Nyanyian Kesepian

ilustrasi perempuan yang sedang meminum teh (pexels.com/Enes Çelik)
Aku duduk pada sebuah kursi
Menyanyikan lagu-lagu hati
Suara angin jadi instrumen paling setia
Kicau burung jadi apresiasi paling istimewa
Sesekali tanganku bertepuk
Sesekali tanganku memeluk
Belaian kecil membuatku tenang
Belaian kecil membuatku senang
Mata yang tadinya terpejam, perlahan terbuka
Lagi dan lagi, aku berteman pada sepi
Aku menyukainya sesekali
Tapi tidak jika berkali-kali
Gores senyum yang tadinya melebar, perlahan memudar
Jiwa yang tadinya bersemangat, perlahan terasa sangat berat
Aku beranjak berdiri
Menatap sekitar dan memahami situasi
Ah, aku memang suka seperti ini
Tapi, tidak jika terus begini
Lamunan pun tercipta dan aku kembali hampa
Ternyata, manusia memang suka sepi, tapi tidak dengan kesepiannya
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorAdira Putri Aliffa
Follow Us