Bukan sekali aku merasa geram
dibiarkan membangkai hingga nyala temaram
menyisakan gumam
tak tahu kapan aku harus mundur
sebelum runyam
tak tahu kapan tibanya akan paham
dan mencengkeram
kelam rembulan menusuk tanpa seragam
menyisakan dendam
sebelum pagi mulai menghantam
tunggu aku di selasar tenggelam.
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Pada Malam yang Mengelabuiku Diam-Diam

ilustrasi lentera di batang pohon (pixabay.com/Lars_Nissen)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorMatthew Suharsono
Follow Us