Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Peluhku dalam Keluhmu

ilustrasi kerja keras (unsplash.com/frankmckenna)
Aku menjanjikan jagad raya
Namun, beri aku waktu selapang kau bisa
Jangan kau batasi sabarmu
Maka seisi galaksi pun akan jadi milikmu
Sayang,
Aku hadapi bahaya dan bayang kematian
Aku lewati kepelikkan yang tak bisa kau bayangkan
Sudikah kau pandang aku dengan penerimaan?
Berhenti berkeluh, aku hampir runtuh
Berhenti bersumpah serapah, aku sudah lelah
Padamu yang menjadi pusat rotasiku
Sumpah!
Cintaku hanya ingin mewarnaimu jingga, merah, biru
Bukan hanya kelabu
Aku sudah berlelah hingga berdarah-darah
Kau hanya harus duduk manis dan tertawa
Berbahagialah selalu, sayang
Karena jika satu tetes air matamu jatuh
Apa yang harus kukatakan pada Tuhanku?
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us