Peperangan batin di atas bukit hijau
Aku duduk menggenggam para tangkai
Bunga-bunga itu yang baru kupetik
Mereka cantik, sama sepertiku saat ini
Anggun semerbak bagai primadona desa
Bicara soal aku dan para bunga itu
Kupetik kelopaknya satu-persatu
Kini hanya tersisa setangkai terakhir
Tersenyum sendu, kejamkah tindakanku
Mereka yang sempurna, kini bercacat
Menggali tanah dengan batang kayu
Kukubur para tangkai gundul padanya
Kuserahkan kembali pada pemiliknya
Sebab dengan segala keterbatasan saat ini
Aku pengecut, tak mampu berserah diri