Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Pukul Sembilan di Terminal

Ilustrasi pasangan di terminal (pexels.com/Katrīne Skrebele)
Berisik bersahut antar penunggu bus
Kau menggamit lenganku erat sekali
Seolah tak ingin lepas
Menahanku dan kau bilang enggan pulang
Melihat bus berlalu-lalang
Datang dan pergi dari berbagai tujuan
Menunggu pemberhentian bus yang akan membawamu
Semakin malam dan aku tak ingin lekas berakhir
Hentikan waktu saja bila aku bisa
Membiarkan kepalamu menyender lebih lama
Suaramu semakin sendu, memohon untuk tinggal saja
Bersamaku di sini, melupakan deret bus yang terlihat dingin
Hingga hampir pukul sembilan malam di terminal
Aku melepasmu kembali pulang
Menjalani lagi hari-hari saling berjauhan
Kasih, mari penuhi kotak rindu untuk temu bulan depan
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorMega Ansav
Follow Us