[PUISI] Doa Ibu di Malam yang Buta

Pada malam-malam yang buta dan bisu, Ibu
Kudengar lirih suaramu yang terisak
Di antara detak jam juga derik jangkrik
Yang mengusik tidurku
Aku pun terjaga di antara mimpi-mimpi yang tak pernah selesai
Barangkali mimpi memang hadir sebagai potongan
Tiba-tiba saja membawaku pada suatu momen
Tiba-tiba pula menghentikanku pada satu titik tak tentu
Sama seperti kali ini ketika mimpi memberi jeda
Untukku membuka mata dan telinga
Mendengarkan mantra-mantra ajaib yang kau rapal
Kau pinta dengan beribu tetes air mata juga pengharapan yang tiada habisnya
Mantra untuk meminta agar kami (anak-anakmu) menjadi lebih bahagia
Agar kelak kami (anak-anakmu) tak pernah makan dengan sembunyi-sembunyi
Menyembunyikan tempe sepotong yang telah gosong, nasi secentong yang hampir basi
Juga kerupuk melempem yang entah dari kapan
Dengan kata-kata "Ibu sudah kenyang. Makan saja semuanya, Anakku!"
Katamu dalam doa-doa di malam yang tuli itu, "Biar Ibu saja yang pernah merasakannya."
Memang malam itu buta dan bisu
Tapi, kau begitu percaya seutuhnya
Bahwa Tuhan tidak buta dan tuli
Dia selalu tahu apa-apa yang didoakan oleh hamba-Nya