Senyum lepas sirna
Tangan dan kaki membeku
Segala memori terputar di kepala
Mengulang memori bagaikan siaran usang yang tak kunjung usai
Air mata menggerus pipi bagai sungai yang tak pernah kering
Dada sesak, seolah ditikam waktu yang tak pernah berhenti
Nafas tercekat hingga rasanya ingin mati
Siapa sangka, rindu ini menjalar seperti racun
Biarkanlah, kali ini aku rela dibunuh perlahan
