Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perempuan sedang merindukan seseorang (pexels.com/Liza Summer)

Aku pernah jatuh cinta pada rumah yang sunyi
Pada dindingnya yang tak pernah bertanya walau sekali
Pada lantainya yang menghafal jejak tangis setiap pagi
Dan pintunya yang kukunci dari dalam hati

Kupeluk renjana yang dulu penuh cahaya
Namun, nyalanya perlahan luruh jadi luka
Hingga aku tinggal sendiri bersama iba
Menyusun ulang arti pulang dari sisa-sisa

Tak ada lagi suara yang menjawab salamku
Hanya angin yang menepuk pelan pundakku
Seolah berkata bahwa tak apa terlambat untuk pulang
Asal kau masih mau datang dengan hati yang lapang

Kini aku duduk di beranda yang kupahami
Menyeduh hari dengan secangkir berani
Sebab ternyata makna rumah bukanlah sekadar tempat
Melainkan perihal rasa saat aku kembali menjadi aku yang tepat

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎