Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pexels/Public Domain Pictures

Sebut saja tangis
ketukan yang sampai
di telingamu pagi itu

Pagi yang membuatmu begitu lekas
menggantung cemas
yang berjam-jam sebelumnya
membungkus wajah
lalu menggantinya dengan rasa lepas

“Hidup kadang menuntut untuk selalu diingat
tapi engkau boleh melupakan semuanya
kecuali satu;
denyut rahim ibumu” pesanmu
sebelum azan pertama kuterima darimu

Segera setelahnya
jutaan pintu terbuka
berebut menawarkan diri untuk kulewati

“Tak ada jalan yang benar-benar lurus dan mulus
hanya runcing batu-batu
juga lembut petikan suara Tuhan
mengajarkanmu cara menemukan surga” katamu
sebelum duha habis dihisap zuhur
yang tergelar di atas kepala

 

|| 2014-2018 ||

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorEl Rui