Di bawah langit senja yang perlahan redup,
Segelas es teh hadir di meja kayu usang.
Kristalnya berkilau memantulkan cahaya lembut,
Mengundang rasa rindu akan waktu yang tenang.
Lembaran daun teh yang diracik penuh seni,
Disatu dengan air dingin dan gula yang manis.
Segarnya membelai tenggorokan yang letih dini,
Melenyapkan rasa penat dalam hati yang sinis.
Tetesan embun di dinding gelas kaca,
Menari pelan seiring irama waktu berlalu.
Ah, es teh sederhana ini jadi pelipur lara,
Menyatukan kenangan pada sela hiruk pikuk pilu.
Wahai es teh, segar dan setia menenangkan,
Kehadiranmu selalu dinanti di kala terik.
Dalam setiap tegukan, hadirmu menyegarkan,
Mengisi kekosongan dengan damai yang apik.