Di ranah sunyi berjelaga kelam,
angin berbisik pada dedaunan muram,
bulan mengintai di cakrawala malam,
menggenggam rahasia dalam sinar redup nan temaram.
Angin berlari menyingkap tabir,
membawa bisikan dari masa silam,
namun rahasia tetap tersimpan mahir,
dipeluk samudra keabadian kelam.
Duhai malam, penyimpan nestapa,
kau saksikan air mata yang tiada nyata,
kau dengarkan keluh yang tak terucap kata,
kau pagut rindu dalam sunyi yang bercahaya.
Bintang-bintang bagai mata bersabda,
menyurat kidung dalam gulita,
tiada insan mengurai maknanya,
hanya hati yang lena dapat menyimaknya.