Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi luka
ilustrasi luka (pexels.com/cottonbro studio)

Aku mengingatmu
Dengan cara yang tidak ingin kau tahu
Menunggu diam-diam
Di pojok paling sepi dari ruang percakapan yang kau tutup rapat
Blokir bukan pagar, tapi tembok
Yang kuterobos dengan sabar dan bodoh

Setahun
Bukan waktu, tapi luka yang menua tanpa pengobatan
Aku mengumpulkan harap dari detik yang lambat
Menjadikan Senin sebagai perayaan kecil
Mungkin hari ini kau buka pintu
Mungkin hari ini suaramu kembali seperti dulu

Tapi ternyata
Kau buka pintu untuk pria lain
Kau biarkan suaramu melengking
Bukan untuk memanggilku
Melainkan menertawakanku dari kejauhan
Tanpa kau sadari, aku masih berdiri
Di tempat yang pernah kau tinggalkan

Aku bisa menerima kau pergi
Aku bisa memaafkan sunyi yang kau hadiahkan
Tapi satu hal yang tidak
Kenapa kau mendekat ke dunia lain
Tanpa memalingkan wajah ke arahku
Yang masih berharap menjadi rumah?

Senin tak pernah salah
Yang bersalah adalah aku
Karena percaya
Bahwa cintamu seperti hujan di bulan Juni
Padahal lebih mirip badai di tengah kemarau
Datang tak tepat waktu
Pergi tanpa pamit

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎