Siapa yang mengenal dirimu?
Aku
Siapa yang mencintaimu?
Aku
Siapa yang merindukanmu?
Aku
Lagi dan lagi, setiap helaan napasku selalu terjerat oleh pesonamu
Kutatap perempuan yang sedang duduk di bangku
Iya kamu
Mengira akan ada pertemuan mata
Bagaimana maksud hati terungkap?
Angin enggan menyapaku
Ia membiarkan diriku tenggelam dalam hangatnya mentari
Ia malah memakiku sebab mengulangi kesalahan yang sama
Laki-laki dungu
Mengapa berharap pada keabadian yang tak pernah ada?
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Seperti Kekasih yang Abadi

ilustrasi seorang wanita termenung (pexels.com/Kat Jayne)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us