Setiap pagi datang membawa sunyi yang lembut,
menyentuh luka tanpa menghakimi.
Aku belajar dari cahaya yang tenang,
bahwa tidak semua harus disembuhkan hari ini.
Kupinjam ketenangan dari embun,
yang jatuh tanpa takut hilang.
Kupeluk diriku sendiri,
tanpa perlu alasan untuk kuat.
Saat dunia berlari terburu-buru,
aku memilih diam sejenak,
menyusuri napas, menata hati
karena pagi mengajariku satu hal:
bahwa tenang pun bisa disyukuri.
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Tenang yang Kupinjam dari Pagi

ilustrasi peregangan saat bangun tidur (pexels.com/Miftah Rafli Hidayat)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editorial Team
EditorYudha
Follow Us