Kebaikanku tertampung di ember besar
Setiap harinya aku gemar menggelar tikar
Bagaimana baikku sungguh tak tertakar?
Di luar sana kebaikanku takkan tertukar
Hatiku menggelegar saat ragaku nyasar
Masuk ke ruang gelap gulita mata buyar
Tersedia satu kursi dengan suara wanita
Paruh baya menggema, demikian katanya
Nak, kau telah tenggelam dalam celaka!
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Tenggelam dalam Celaka

Ilustrasi kursi kayu di ruangan gelap gulita (pexels.com/@marcelo-jaboo)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorSiti Ulumiah
Follow Us