Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Teriakan Putus Asa

ilustrasi tangan menggenggam tali (pexels.com/Evelyn Chong)
Kita adalah bangsa yang sederhana
Cukup kenyang dengan
nyala kerdil dari lilin-lilin murah
yang hanya mampu diperoleh
secara eceran
Tiada habisnya kita dihibur oleh
habisnya lilin menuju tiada
Kedamaian kapan dapat memadai?
Kita memang tidak bisa meramal apa-apa,
hanya tahu getahnya
Kini berduka tidak cukup hanya
putusnya sandal jepit,
Kita masih harus memanen
rimba tangis dan jerit
Oh, Tuhan. Kenapa mala begitu lama?
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorYudha
Follow Us