Tinta langit menggambarkan
Warna-warni kehidupan
Terkadang kau diselimuti lembayung memanja mata
Terkadang gulita menyudutkanmu dalam gamang
Tinta langit menuliskan
Gubahan syahdu dan parau yang adil
Nyanyian kematian yang terdengar sayup
Menarikmu berdiri berjarak aksa dari Tuhanmu
Padahal,
Di genggam tangan kanan dan kirimu
Tuhan tak mengembalikan tengadahmu dengan hampa
Meski kedua tangan itu jarang kau pakai meminta
Tapi, lihatlah!
Sekali kau mengangkatnya dan berderai air mata
Hanya Dia yang hadir mendengarmu seutuhnya
Tidak malukah?
Tinta langit tidak pernah menzalimi
Hanya hatimu saja yang rajin mencurigai
Siapa yang kau datangi dengan jiwa yang lusuh,
Tapi bersedia membantumu membasuh?
Jika bukan Tuhanmu
Pada siapa lagi harap itu?