Pedih menghantam tiap kala huruf itu dilantunkan
Bagai goresan pisau di atas nadi, perih menyerbu
Lantunan huruf itu berbicara
Ketika dilepas, ia bak sekumpulan serigala
Aksara itu sudah bernyawa
Ia berlari, menggerung, berkeliaran di sepertiga malam
mewakili isi pikiran yang berantakan
Berhati-hatilah, Pujangga
Sebab, apa yang kamu tuliskan adalah hidup
denyut puisimu nyata sampai ke telinga
Sebab, apa yang keluar dari tanganmu,
adalah bernyawa.