Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Untuk Ayah

freepik.com/pressfoto
Raganya terus dititah hingga tertatih-tatih
Barangkali ia pernah menyeduh
sedih-sedihnya dengan air mendidih
untuk sekadar menghilangkan peluh
Dia bilang, dia adalah seorang yang rendah
Setiap harinya selalu terkena sumpah serapah
Tetapi dia tangguh
Walaupun lelah telah menjelma sebagai kekasih
Berbekal tasbih
Ia melangkah untuk beribadah
Katanya, siapa tau mendapat anugerah
Sehingga susah-susahnya digantikan dengan harta yang melimpah
Baiklah, semoga berkah, Ayah
Editorial Team
Editordiana puspitasari
Follow Us