Syahdunya angin kota berjalan dengan tergesa-gesa.
Terombang-ambing ke radius tempat kini engkau berada.
Menerka segala hal fana yang dibuat sutradara alam semesta.
Malam layaknya kopi hitam yang pekat.
Tak ada pemanis yang ditemani kerlap-kerlip kunang beterbangan.
Deru malam yang semakin tajam kian menghantam ke sana kemari tanpa kepastian.
Ujian pun tak berkesudahan, sampai kau kerahkan seluruh jiwa raga.
Hingga akhirnya dapat kau temukan secuil ruang bercelah tempat kau haturkan keluh kesah.
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Sajak Malam untuk Para Pejuang Kehidupan

Suasana malam hari (pixabay.com/Kanenori)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorMerry Wulan
Follow Us