TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[CERPEN] Silmy

Dia serupa malaikat tanpa sayap...

Pexels

 

Silmy dilahirkan di keluarga kaya raya, Ayahnya adalah seorang musisi papan atas, Ibunya memiliki butik yang setiap hari selalu diburu para sosialita yang haus akan gaya hidup. Silmy memiliki tiga saudara perempuan, dan semuanya juga memiliki karir cemerlang di dunia hiburan. Kakak tertuanya menjadi Disk Jokey di sebuah diskotik kelas atas, kakak keduanya menjadi ikon merk sabun mandi dan model majalah dewasa sedangkan kakak ketiganya menjadi aktris sinetron kejar tayang.

Silmy tidak ingin berprofesi sama dengan ketiga kakaknya, dia memilih menjadi relawan.

Dari menjadi relawan 1000 guru, relawan untuk korban bencana alam sampai menjadi relawan di daerah-daerah konflik. Oleh teman-teman dan media massa Silmy dicap sebagai Dewi Relawan.

Kedua orangtuanya tidak menyetujui kegiatannya, namun gadis bermata sipit dan berhidung jambu air itu tetap teguh pada pendiriannya. Ayahnya sebenarnya menginginkan Silmy menjadi penyanyi, mengingat suaranya yang merdu mengalahkan Raisa. Ibunya lain lagi, mengharapkan Silmy menjadi pengusaha berlian mengingat di zaman ini manusia sudah diperbudak gaya hidup mewah.

Setahun setelah kepulangannya dari Palestina, Silmy membuka sebuah panti asuhan tanpa melibatkan keluarganya yang kaya raya. Biaya pembangunan panti asuhan sebagian dia dapatkan dari para donatur yang dermawan, sebagiannya lagi dia dapatkan dari hasil menulis buku kumpulan cerita pendek. Dia tidak bisa mengelak, darah seni mengalir deras di seluruh tubuhnya yang didapatkan dari Ayahnya yang seorang musisi.

Panti asuhan yang dibangun Silmy bernama Panti Asuhan Kasih, tujuannya adalah setiap anak-anak yang tinggal di panti asuhan miliknya memiliki cinta kasih yang tinggi pada sesama. Banyak anak-anak yang tinggal di panti asuhannya, dari anak yang dibuang orangtuanya karena dianggap membawa sial, dari hasil hubungan gelap, dari hasil korban pemerkosaan, bahkan dari orangtua yang tidak ingin memiliki anak dengan alasan takut mengganggu karir keduanya.

Silmy merawat anak-anak itu dengan penuh kasih sayang selayaknya anak kandungnya sendiri meskipun dia belum memiliki pengalaman sebagai ibu, namun nalurinya sebagai perempuan membuatnya menjadi seperti sosok ibu yang sesungguhnya. Silmy dibantu oleh beberapa temannya yang mendukung kegiatannya, Febi dan Erna.

Seiring berjalannya waktu Panti Asuhan Kasih mulai dikenal orang, karena salah satu anak panti yang bernama Yusuf berhasil menjadi juara satu menghafal Al-Quran di Arab Saudi. Beritanya ada dimana-mana, Silmy sebagai pendidik sekaligus pemilik panti asuhan diwawancarai oleh media massa, bahkan dirinya dan Yusuf diundang di acara Hitam Putih.

Banyak orang yang mendadak menjadi dermawan, sampai-sampai rela menitipkan anak-anak mereka di panti asuhan miliknya. Kegiatan Silmy akhirnya didukung penuh oleh kedua orangtua dan ketiga kakak perempuannya. Ayahnya tiba-tiba saja digandeng oleh beberapa partai untuk maju di pemilihan kepala daerah karena memiliki anak yang berhati mulia, Ibunya ditawari untuk membuka usaha berlian impiannya, ketiga kakak perempuannya memiliki lebih banyak job setelah beberapa lama terkubur popularitasnya oleh aktris-aktris muda yang lebih segar dan cantik.

Tapi Silmy tidak ambil pusing, dia hanya ingin fokus membesarkan dan mendidik anak-anak asuhannya untuk menjadi kebanggaan Negeri yang kaya ini.

Tahun demi tahun berlalu tanpa jeda, anak-anak panti asuhan sudah mulai mandiri dan memulai kehidupan baru yang lebih indah tanpa dibayangi pedihnya masa lalu sedikitpun. Silmy mengajarkan pada mereka untuk tetap survive apapun keadaannya, sehingga mereka tumbuh menjadi manusia yang tangguh dan berprestasi.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Silmy sendiri tidak banyak berubah, hanya rambutnya saja yang kini ditutupi kain panjang yang sedikit demi sedikit mulai memutih. Kedua temannya yang membantunya sudah pergi dibawa oleh suaminya masing-masing, Silmy dibantu oleh beberapa anak panti yang sudah beranjak dewasa mengelola panti asuhan miliknya.

Silmy tidak menikah, sebenarnya banyak pria yang mendekatinya karena kebaikan hatinya, namun pria-pria itu langsung pergi begitu Silmy mengajak untuk bersama-sama membesarkan panti asuhan itu, melihat semakin banyak bayi-bayi yang dibuang oleh orangtua tidak bertanggung jawab ke panti asuhan miliknya. Silmy tidak bersedih, karena di depan matanya sendiri, melihat anak-anak asuhannya tumbuh sehat dan berprestasi adalah suatu kebahagiaan yang begitu besar.

Di meja kerjanya, Silmy menatap satu demi satu photo anak-anak asuhannya yang sudah berhasil, seperti Yusuf, anak asuhnya kini menjadi imam masjid di Mekah. Silmy menatap rak-rak yang dipenuhi ratusan buku. Dia mengambil dua buah buku bergambar yang berjudul Dragon Ball dan Chibi Maruko Chan.

Silmy tersenyum sendiri, kedua buku itu sering dibacakannya kepada anak-anak asuhannya dan menjadikan kedua buku tersebut buku favorit anak-anak. Bahkan Putri, anak asuhnya kini menjadi penulis buku di Jepang, karena terinspirasi dari cerita si lucu Maruko dan si keren Sun Go Koo.

Tubuh Silmy sudah semakin lemah, dia banyak menghabiskan waktunya dengan berbaring di tempat tidur dengan berbagai selang infus di tangannya. Satu persatu anak-anak asuhnya datang dari perantauannya, menangis sedih menatap sosok perempuan yang sudah mereka anggap sebagai ibu, terbaring lemah tak berdaya.

Silmy hanya tersenyum menatap satu demi satu anak-anak asuhnya yang kini sudah tumbuh dewasa. Dari wajah anak-anak asuhnya terpancar kekuatan yang begitu besar, Silmy berhasil membuang luka hati mereka akan masa lalu anak-anak asuhnya tanpa mencegah mereka mencari identitasnya.

Dalam hela nafasnya yang tinggal satu dua, Silmy mencoba memberikan pesan untuk melestarikan panti asuhan yang dibangunnya dengan penuh cinta kasih. Anak-anak asuhnya menganggukkan kepalanya sambil berurai air mata mendengar suara ibu asuh yang sangat dikasihinya itu.

Di hari Jumat, sosok ibu yang penuh kasih itu pergi meninggalkan dunia menuju alam akhirat yang kekal. Bibir Silmy menyunggingkan senyum yang indah tak terperi, tidak ada senyum seindah itu. Di luar, hujan mulai turun.

***

Tasikmalaya, 3 Oktober 2017

 

 

Verified Writer

asih purwanti

Perempuan biasa yang suka membaca dan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya