TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Novel dengan Protagonis Perempuan dari Berbagai Negara

Keliling dunia lewat novel

novel The Mercies (instagram.com/picadorbooks)

Tiap negara memiliki ciri khasnya sendiri, mulai dari tradisi sampai cerita rakyat yang unik. Sayangnya, representasinya di ranah sastra cukup terbatas. Ini karena produk literatur dunia didominasi buku-buku terbitan Inggris dan Amerika Serikat. 

Agar wawasanmu meluas, boleh coba novel-novel berbahasa asing yang disadur ke dalam bahasa Inggris. Mulai dari Norwegia sampai Asia dan Amerika Latin, berikut beberapa novel dengan protagonis perempuan yang bisa kamu pertimbangkan. Bisa sekalian belajar konsep feminisme dari berbagai negara, nih.

1. The Mercies (Norwegia)

novel The Mercies (instagram.com/picadorbooks)

The Mercies berlatarkan sebuah pulau terpencil di Norwegia. Hampir seluruh penduduk laki-lakinya tewas ketika badai menghantam mereka saat sedang bekerja. 

Saat itu tahun 1617. Penduduk tersisa kebanyakan perempuan. Mereka harus mencari cara meneruskan hidup. Tak hanya tantangan cuaca dan kondisi alam yang tidak tertebak, mereka juga harus menghadapi fitnah dan stereotip yang melekat pada perempuan pada masa itu.

Baca Juga: 11 Karakter Perempuan Kuat di Little Women, Protagonis hingga Villain

2. Of Women and Salt (Kuba)

novel Of Women and Salt (instagram.com/picadorbooks)

Dari Norwegia, kamu bisa terbang ke Kuba bersama novel Of Women and Salt. Buku ini merupakan kumpulan cerita perempuan-perempuan Kuba dari berbagai latar waktu, mulai dari abad ke-19 sampai era modern. 

Ia cocok untuk penggemar buku dengan sudut pandang lebih dari satu. Tiap ceritanya juga mengandung pesan serta perspektif yang menarik untuk bahan refleksi maupun diskusi.

3. All the Lovers in the Night (Jepang) 

novel All the Lovers in the Night (instagram.com/picadorbooks)
Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Novel dengan protagonis perempuan berikutnya datang dari penulis laris Mieko Kawakami. Dalam All the Lovers in the Night, Kawakami memilih untuk meramu ceritanya lewat seorang editor lepas yang lebih banyak menghabiskan waktunya seorang diri di dalam ruangan. Koneksinya dengan dunia luar hanyalah satu rekan kerjanya. 

Novel ini mencoba menjelajahi kecenderungan manusia modern, terutama di Jepang yang lebih suka menyendiri. Hanya 200-an halaman, novel ini sanggup membuatmu merasa seperti dilucuti. Relatable banget.

4. We Measure the Earth with Our Bodies (Tibet) 

novel We Measure the Earth with Our Bodies (instagram.com/bloomsburypublishing)

We Measure the Earth with Our Bodies adalah novel berlatarkan Tibet tahun 1959. Ketika itu, China melakukan invasi ke wilayah mereka. 

Hiduplah dua saudari bernama Lhamo dan Tenkyi yang menghuni sebuah kamp pengungsian di perbatasan Nepal. Meski sudah berada di tempat yang relatif aman, mereka baru saja melewati berbagai rintangan dan perasaan duka karena terpisah dari orangtua. 

Kehidupan mereka setelahnya pun tidak mudah. Mereka harus bekerja dari nol dan mengisi pos-pos pekerjaan terendah di negara baru.

Baca Juga: Mengenal Perbedaan Antagonis dan Protagonis, Jangan Tertukar!

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya